Kebanyakan Akhwat ketika di tanya Ikhwan kayak apa sih yang di ingini? Mak jawaban sebagian besar mereka adalah berakhlaq bagus, berpendidikan tinggi kalau perlu lulusan luar negeri Jepang misalnya, berwawasan luas, dan satu yang tidak kalah pentingnya berwajah tampan atau ganteng mirip-mirp dikitlah dengan bintang film. Jik perlu yang sudah mempunyai rumah dan kendaran Pribadi yang menandakan sang ikhwan telah mandiri dan terlepas dari tanggungan orang tuanya. Tetapi jikapun sang ikhwan telah memiliki yang sifatnya dunawi diatas, akhwat tetap berharap ikhwanya rendah hati, bersahaja, Tidak sombong, dermawan, ramah dengan siapa saja,berpengaruh di lingkugnanya. Pertanyaanya adalah SALAHKAH JIKA ADA AKHWAT MENDAMBAKAN PANGERAN CINTANYA SEPERTI DIATAS?
Maka Jawabanny adalah siapa yang larang? Hokum ALLAH Swt saja tidak ada yang melarangnya?Sok cari dalam Alqur’an kalau memang ada. Bahkan untuk mendapatkan yang se ideal diatas sebagian wanita ada yang rela dan ikhlas diriny adi jadikan istri kedua, ketiga atau keempat walaupun tidak salah. Dan kreteria ikhwan di atas adalah dambaan semua makhluk yang bernama wanita. Sehingga karena tuntutan kreteria di ataslah begitu banyak ikhwan menunda pernikahannya, sekitar tahun 2002 yang lalu, teman-teman ikhwan seringkali berbicara ( baca : ngerumpi ) tentang pernikahan, kemudian di saat sedang asyiknya membicarakan akhwat kayak apa yang menjadi kreteria mereka saya dating dan kemudian bertanya : “ Akhi, Mengapa tidak menikah aja sekarang? Bukankah antum sudah mempunyai pekerjaan tetap? Jawaban sang ikhwan adalah “ Ana menunggu punya rumah dulu “, kemudian ikhwan lainnya menjawab juga “ kalau ana menunggu tamat kuliah “, “ kalau ana menunggu berpenghasilan minimal 700 ribu “ dan banyak lagi alasan lain ketika di sodorkan pertanyaan “ Mengapa antum nggak nikah aja sekarang dari pada membicarakan pernikahan terus menerus tetapi realisasi nggak ada “, padahal menurut saya mengapa nda harus menunggu punya mobil, puny rumah, punya penghasilan 1 juta, atau sudah jadi orang terkenal, karena tidak ada akhwat yang tidak mau dengan anda jika andasudah kayak KH. Abdullah Gymnastiar misalnya, Ust. Arifin Ilham misalnya dan mereka telah memiliki segalanya, justru di saat engkau belum jadi siapa2 dan belum memiliki apa2 MENIKAHLAH, berarti akhwat itu adalah bidadari bisa menerima anda dalam kondisi antum tidak seideal harapan kebanyakan akhwat di atas.
Biasanya Akhwat yang memberi kreteria yang tinggi seperti itu adalah akhwat yang memiliki paras cantik, jenjang pendidikan yang tinggi, tingkat kemapanan ekonomi yang mantap, lingkungan dan pergaulan yang ekslusif, sehingga para akhwat memiliki harga mahal untuk bisa memilikinya, padahal yang harus kita fahami secara mendalam adalah urusan JODOH telah tertulis sebelum kita lahir ke muka bumi ini.
Terlebih sang akhwat masih di usia 21 tahun, duh….kecendrungan penilaiannya pada fisik ( Tampan dan Berduit ) sebagaimana pernah di akui seorang akhwat yang di banggakan seorang cewek dari cowoknya adalah gajinya sebulan yang gede, Kemdian bisa membelikan barang-barang yang di pintanya, kemudian idola para akhwat sehingga dia adalah pemenang yang bisa mendapatkan hati sang ikhwan.
Tetapi berbeda ketika usia sang akhwat masuk usia ke 26 ke atas, biasanya sudah mulai kendor kreterianya karena jika terlalu mematok kreteria tinggi tidak akan ada ikhwan yang mau menghampiri, terlebih usianya masuk ke 34 tahun maka ucapan sang akhwat adalah “ Yang Hanief aja deh kalau yang Militan nggak ada “.
Alangkah ahsannya jika kita mematok kreteria sesuai dengan kualitas Iman dan taqwa kita dan saya selalu mengulang kata “ Jika kita mengharap Ikhwan seperti ALI BIN ABI THALIB maka kita harus sudah menjadi seperti FATIMAH AZZAHRA”
Dan Saya salut pada para akhwat yang tetap istiqomah mematok kreteria yang dahsyat tingginya walaupun mereka udah hampir berusia 36 keatas,mereka yakin ALLAH sedang menguji kesabaran, untuk itu bersabarlah di masa penantian, tetapi jangan pula ketika ada yang dating menawarkan diri untuk menikahi hanya karena kreteria awal tidak terpenuhi akhirnya di tolak “ ingat, ujian ALLAH tidak sekedr menguji kesabaran kit menunggu tetapi kesabaran kita untuk menerima uyang telah di tawarkan ALLAH Swt karena bias any tawaran mulia itu hany sekali, kesempatan itu tidak pernah dating kedua kalinya “
Kepada yang masih berusia 20 an saya berpesan, tidak ada salahnya menerima ikhwan yang sholeh walau mungkin wajahnya tidak seperti yang kita harapkan, tetapi sadarilah jika dia sudah baik agamanya mungkin saja dia dalah pangeran cinta yang sengaja di kirim ALLAH untuk anda, jangan sampai tawaran mulia itu berlalu dan pada akhirnya ALLAH menambah ujiannya padamu dengan tidak memberikan satu ikhwanpun untuk menjadi suamimu.
NB. Sebuah Catatan Penting yang perlu Akhwat perhatikan dalam usia pernikahan ( Af1, bukan ana bermaksud menakut-nakuti ) tetapi inilah hasil riset para dokter bahwa menikah pada usia 34 keatas bagi wanita akan rawan kemandulan, jikapun hamil maka ke khawatiran yang muncul adalah persalinan yang sulit dan peluang lahirnya anak yang cacat cukup besar.Kecuali ALLAH berkehendak lain dengan Iradat-NYA.Wallahu ‘alam
Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhani (Adi Supriadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar