Kamis, 09 Oktober 2008

Bila Bosan Melanda Rumah Tangga

Rasa bosan pasti pernah singgah dalam kehidupan rumah tangga Anda. Bahkan mungkin suatu waktu akan datang kembali. Perasaan bosan itu ibarat gelapnya malam yang memang harus Anda lalui untuk kemudian Anda menikmati indahnya pagi dan hangatnya mentari.

Rasa bosan dalam kehidupan berumah tangga adalah wajar, mengingat memang tidak ada yang sempurna dalam kehidupan di dunia ini. Maka setinggi apa pun prestasi, kebaikan atau keistimewaan, selama masih ada di dunia, pasti memiliki kelemahan dan kekurangan. Artinya seistimewa apapun pasangan hidup Anda, pasti punya kekurangan. Akibatnya kebosanan-kebosanan menyergap kehidupan rumah tangga Anda. Tiba-tiba Anda merasa bosan pada keadaan rumah, bosan terhadap penampilan pasangan, bosan terhadap keadaan anak-anak, atau bosan menghadapi segala permasalahan rumah tangga.

Rumah tangga yang disergap kebosanan biasanya diwarnai dengan sikap yang serba tidak maksimal. Suami tidak maksimal mengelola ke-qowamannya dalam rumah tangga sehingga berimbas pada sikap istri yang juga tidak maksimal dalam melayani suami, juga dalam menjaga amanah rumah dan anak-anak. Bisa jadi, suami-istri pun tidak maksimal mengekspresikan rasa cinta kasihnya. Akibatnya muncul ketegangan atau bahkan sikap apatis, suami-istri berjalan sendiri-sendiri mengikuti idealisme masing-masing. Rasulullah SAW mewanti-wanti agar jika muncul rasa bosan atau jenuh, pelampiasan yang dipilih hendaknya tidak keluar dari kebenaran sebagaimana sabda beliau ini :

"Setiap amal itu ada masa semangatnya, dan pada setiap masa semangat itu ada masa futur (bosan). Barang siapa yang ketika futur tetap berpegang kepada sunnahku, maka sesungguhnya ia telah memperoleh petunjuj dan barangsiapa yang ketika futur berpegang kepada selain sunnahku, maka sesungguhnya ia telah tersesat" (Al-Bazaar)

Penyebab Munculnya Rasa Bosan

Rasa bosan dalam kehidupan rumah tangga berkaitan dengan faktor internal dan eksternal. Secara internal, rasa bosan seorang suami atau istri berkaitan dengan apresiasi dirinya terhadap kondisi rumah tangganya. Mungkin seorang suami melihat keadaan rumah yang tidak rapi setiap pulang kerja. Atau istri mendapati suami pulang kerja dengan setumpuk permasalahan kantor yang kemudian menjadi pekerjaan rumah. Tidak ada waktu untuk bercengkrama atau sekedar ngobrol sehingga rumah tangga rasanya seperti angin lalu, tanpa ruh. Atau suami mengingnkan istri siap jika dia memerlukan teman diskusi pekerjaan kantor. Di sisi lain suami tidak peduli pada pekerjaan rumah tangga istri yang tidak henti-hentinya. Artinya, di satu sisi suami atau istri mengharapkan pasangannya memahami namun di pihak lain tidak ada itikad yang memudahkan harapan itu bisa terealisasi.

Secara eksternal, sebab-sebab munculnya rasa bosan berasal dari hal-hal di luar diri. Mungkin memang sudah saatnya Anda mengubah posisi tempat tidur atau mengganti gorden kamar Anda. Mungkin saatnya juga Anda mengganti warna cat rumah dengan warna yang lebih segar. Anda juga mungkin sudah saatnya mencoba menu makanan baru atau mengganti penampilan di depan suami Anda.

Ada tiga hal yang diindikasikan menjadi penyebab munculnya rasa bosan untuk Anda kenali:

1. Anda melakukan kesalahan berulang-ulang. Bisa jadi istri memasak terlalu asin dan itu terjadi berulang kali untuk masakan kesukaan suami. Istri kembali memakai baju warna gelap yang tidak disukai suami. Atau suami selalu menyimpan baju-baju kotor di belakang pintu sehingga istri harus sering razia baju kotor. Dengan demikian Anda berdua sudah terperosok dua kali pada lubang yang sama. Akibatnya Anda berdua merasa bosan dengan keadaan yang terus berulang, sementara Anda berdua tidak menghendaki keadaan seperti itu terjadi.

2. Beban Anda memang berat dan tidak pernah henti. Mungkin istri aktivis kegiatan sosial atau bahkan bekerja sehingga ketika sampai di rumah ingin suasana yang sedikit santai untuk mengendorkan urat saraf, sementara suami datang dengan segudang permasalah kantor dan tuntutan pelayanan dari istri. Atau mungkin kondisi ekonomi rumah tangga kurang mencukupi sehingga suami dan istri harus sama-sama bekerja keras. Kendati begitu ternyata gaji berdua tidak cukup untuk membayar rekening-rekeining tagihan. Fisik lelah dan fikiran jenuh, akhirnya tidak ada waktu lagi untuk sekedar bermanis-manis dengan pasangan. Yang ada adalah ketegangan-ketegangan yang lama kelamaan menimbulkan kebosanan-kebosanan dalam menghadapi permasalahan hidup.

3. Idealisme Anda terlalu tinggi. Apapun yang tidak seimbang akan berakhir pada kebosanan. Harapan yang terlalu tinggi pada pasangan akan menimbulkan kekecewaan jika ternyata pasangan tidak mampu memenuhi harapan Anda. Misalnya saja, Anda menginginkan suami selalu bersemangat dalam menyelesaikan setiap permasalahan karena bagi Anda suami ideal adalah suami yang selalu tegar menghadapi masalah rumah tangga. Namun ternyata suami Anda malah down. Anda mengharapkan istri Anda bisa berbisnis sepeerti istri-istri yang lain yang bisa menambah income bulanan dengan berbisnis busana muslim. Kenyatannya istri tidak berbakat dagang sehingga tidak balik modal. Akhirnya Anda patah arang, lalu malah tidak semangat lagi mengejar harapan itu. Akhirnya Anda pun bosan mengejar sesuatu yang memang tidak bisa ANda paksakan kepada pasangan Anda.

Kebosanan yang Melahirkan Kekuatan Baru

Tidak sedikit orang yang menjadikan kebosanan sebagai antiklimaks yang mengawali sikap atau perilaku buruk. Mereka berdalih mencari kompensasi rasa bosannya itu dengan mengerjakan hal-hal negatif dengan dalih untuk mencari suasan baru. Padahal jika disikapi dengan baik, kebosanan akan memunculkan kreativitas yang melahirkan kekuatan baru.

Berikut Tips-tips yang bisa Anda Simak :

a. Perbarui niat. Setelah sekian lama berumah tangga, ada saatnya Anda berdua menekan tombol pause untuk merenung. Mungkin karena kesibukan urusan kantor atau rumah, Anda berdua tidak sempat saling mengingatkan pada niat semula menjalani rumah tangga sebagai ibadah. Anda berdua perlu mengukur kembali keikhlasan Anda dalam menghadapi berbagai problematika rumah tangga, Keikhlasan adalah sumber kekuatan jiwa dan fisik sehingga Anda akan kuat menjalani kondisi apapun dalam hidup.

b. Susunlah perencanaan dan manajemen rumah tangga Anda. Kebosanan banyak datang karena tidak adanya perencanaan dan manajemen yang baik dalam menata aktivitas rumah tangga. Akibatnya tenaga, pikiran, waktu dan dana tidak terpakai untuk hal-hal penting.

c. Pahami keutamaan-keutamaan amal. Allah akan memberikan ganjaran untuk pekerjaan yang dilakukan dengan dasar ikhlas dan benar. Lelahnya suami mencari nafkah dihitung sebagai fi sabiilillah. Peluh, kelelahan dan kesulitan dalam mencari nafkah akan memperoleh pahala besar. Pekerjaan istri mengurus rumah tangga dengan benar dan ikhlas akan mengantarkannya ke surga yang dijanjikan Allah kepada hamba-Nya yang beramal shaleh.

d. Ajaklah pasangan Anda melakukan ibadah sunnah berdzikir, beribadah, dan mendekatkan diri kepada Allah ketika kita diterpa kegelisahan dan rasa bosan adalah di antara kebiasaan yang dilakukan salafuushaleh. Allah akan menyertai orang-orang yang menjalankan amalan-amalan sunnah setelah menjalankan amalan-amalan wajib.

e. Bercerminlah pada orang lain. Anda berdua bisa bertanya kepada orang-orang tua atau yang lebih berpengalaman tentang kiat-kiat mereka mengatasi kelelahan atau kebosanan dalam menjalani cobaan-cobaan hidup. Uraian mereka akan memacu semangat Anda dalam mengatasi kebosanan.

***

Tulisan ini diambil dari majalah Safina, No 5/ Th II bulan Juli 2004

Tidak ada komentar: